WORK EXPERIENCE COMPONENT RECOGNITION AND LEARNING RESULTS
A. Work Experience Component
1. Teaching Experience
Teaching experience is the period of employment in performing duties as a teacher in a particular educational unit as evidenced by a decree (SK) from the authorized institutions (government, local government, and / or group education providers).Physical evidence of this component can be either a decision letter / certificate from a legitimate institution.
2. Learning Plan
Lesson plan is the preparation of learning will be done in class on each face to face.This learning plan at least contains the formulation of objectives / competencies, selection and organization of material, selection of sources / media learning, scenario learning, and assessment of learning outcomes. Physical evidence of this subcomponent include documents Learning Implementation Plan (RPP) which are known / authorized by the principal. RPP RPP is not specially prepared for PPKHB, but the lesson plans that have been implemented by the teacher at one (1) last year.
3. Relevant Awards
Relevant award is recognition of the accomplishments of teachers who show academic results and quality appropriate to their fields and are very beneficial to the development of quality education, both at the district / city, provincial, national, or international. Physical evidence included photocopies of the attached certificate, charter, or certificate.
B. Component Learning Outcomes
Component includes learning outcomes of academic qualifications, training, and academic achievement.
1. Academic Qualifications
Academic qualification is the highest education that teachers have and evidenced by a diploma. Academic qualifications which can be rated PPKHB is high school diploma, Diploma I, II Diploma and Diploma III / Bachelor of institutions that have operating licenses.
2. Training
Training is the experience following the development activities and / or an increase in competence, both at the district level, district / city, provincial, national, and international, that support the execution of duties as a teacher. Organizers recognized training institute is LPMP, P4TK, MGMP, KKG, education offices, colleges, professional associations, and other recognized institutions Ministry, including the training is done through self-learning in KKG or MGMP based on self-study program Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (QUALITY). Physical evidence of the training component of the original certificate that contains information about: training materials, organizing time, teachers / instructors, training providers, and description of the experience of training which has been approved by superiors.
3. Academic Achievement
Academic achievement is the achievement of teachers includes academic work, won the race, coaching colleagues and / or students, and participation in scientific forums.
Academic work is the work and / or activity indicating the presence of teacher professional development efforts. Academic work can be a book published at the regency / city, provincial, national or international media articles published in journals / magazines / newsletters; modules / print book local (county / city) which includes a minimum of learning materials for one (1) semesters; media / learning tool in the field; research reports class action (individual / group); works of art (sculpture, arts, dance, painting, literature, etc.), technology, development of innovative learning models and / or monumental; become reviewers (reviewer ) books, and writers about EBTANAS / National Exam.
Winner of the race, especially in areas relevant to the subjects / courses Amnestied expertise, both the district level, district / city, provincial, national or international level.
Activities guiding colleagues in the development of various competencies, both in in-house training and on job training and guiding students in various competitions as well as academic activities, such as writing scientific papers, science, technology, and art.
The participation of teachers in the scientific forum of teacher participation in seminars, workshops (workshops), symposia, and panel discussions, either as resource persons / speakers and active participants.
Physical evidence of academic achievement component can be either plaque, certificate, letter of assignment, documentation, and / or certificates issued by institutions / organizers.
For teachers affected by natural disasters and can not show physical evidence, PPKHB submitted to the organizers LPTKs policy. LPTK organizers have the authority to trace the truth of all physical evidence portfolio.
Jumat, 15 Juli 2011
WORK EXPERIENCE COMPONENT RECOGNITION AND LEARNING RESULTS
KOMPONEN PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR
KOMPONEN PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR
A. Komponen Pengalaman Kerja
1. Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar adalah masa kerja dalam melaksanakan tugas sebagai guru pada satuan pendidikan tertentu yang dibuktikan dengan surat keputusan (SK) dari lembaga yang berwenang (Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau kelompok penyelenggara pendidikan). Bukti fisik komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.
2. Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran adalah persiapan pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam kelas pada setiap tatap muka. Rencana Pembelajaran ini sekurang-kurangnya memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Bukti fisik dari subkomponen ini berupa dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diketahui/disahkan oleh kepala sekolah. RPP dimaksud bukanlah RPP yang disiapkan khusus untuk keperluan PPKHB, tetapi RPP yang telah dilaksanakan oleh guru yang pada waktu satu (1) tahun terakhir.
3. Penghargaan yang Relevan
Penghargaan yang relevan adalah pengakuan atas prestasi guru yang menunjukkan hasil dan kualitas akademik yang sesuai dengan bidangnya dan sangat bermanfaat bagi pengembangan kualitas pendidikan, baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.
B. Komponen Hasil Belajar
Komponen hasil belajar mencakupi kualifikasi akademik, pelatihan, dan prestasi akademik.
1. Kualifikasi Akademik
Kualifikasi akademik adalah pendidikan tertinggi yang dimiliki guru dan dibuktikan dengan ijazah. Kualifikasi akademik yang dapat diberi nilai PPKHB adalah ijazah SLTA, Diploma I, Diploma II, dan Diploma III/Sarjana Muda dari lembaga yang memiliki izin penyelenggaraan.
2. Pelatihan
Pelatihan adalah pengalaman mengikuti kegiatan pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional, yang mendukung pelaksanaan tugas sebagai guru. Lembaga penyelenggara pelatihan yang diakui adalah LPMP, P4TK, MGMP, KKG, dinas pendidikan, perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan lembaga lain yang diakui Depdiknas, termasuk pelatihan yang dilakukan melalui pembelajaran mandiri di KKG atau MGMP berbasis belajar mandiri pada program Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU). Bukti fisik komponen pelatihan berupa sertifikat asli yang memuat informasi tentang: materi pelatihan, waktu penyelenggaraan, pengajar/instruktur, penyelenggara pelatihan, dan deskripsi pengalaman mengikuti pelatihan yang dilegalisasi oleh atasan.
3. Prestasi Akademik
Prestasi akademik merupakan prestasi yang dicapai guru meliputi karya akademik, juara lomba, pembimbingan teman sejawat dan/atau siswa, dan peran serta dalam forum ilmiah.
Karya akademik adalah hasil karya dan/atau aktivitas guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi. Karya akademik dapat berupa buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional atau internasional; artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin; modul/buku cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakupi materi pembelajaran selama satu (1) semester; media/alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dll), teknologi, pengembangan model pembelajaran inovatif dan/atau monumental; menjadi penelaah (reviewer) buku; dan penulis soal EBTANAS/Ujian Nasional.
Juara lomba terutama pada bidang yang relevan dengan mata pelajaran/program keahlian yang diampu, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun tingkat internasional.
Kegiatan membimbing teman sejawat dalam upaya pengembangan berbagai kompetensi, baik dalam in house training maupun on job training dan membimbing siswa dalam berbagai lomba serta kegiatan akademik, misalnya penulisan karya ilmiah, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Peran serta guru dalam forum ilmiah berupa partisipasi guru dalam kegiatan seminar, lokakarya (workshop), simposium, dan diskusi panel, baik sebagai narasumber/pemakalah maupun peserta aktif.
Bukti fisik dari komponen prestasi akademik dapat berupa piagam penghargaan, surat keterangan, surat tugas, dokumentasi, dan/atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.
Bagi guru yang terkena bencana alam dan tidak dapat menunjukkan bukti fisik, PPKHB diserahkan kepada kebijakan LPTK penyelenggara. LPTK penyelenggara memiliki kewenangan untuk menelusuri kebenaran semua bukti fisik portofolio.
A. Komponen Pengalaman Kerja
1. Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar adalah masa kerja dalam melaksanakan tugas sebagai guru pada satuan pendidikan tertentu yang dibuktikan dengan surat keputusan (SK) dari lembaga yang berwenang (Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau kelompok penyelenggara pendidikan). Bukti fisik komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.
2. Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran adalah persiapan pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam kelas pada setiap tatap muka. Rencana Pembelajaran ini sekurang-kurangnya memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Bukti fisik dari subkomponen ini berupa dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diketahui/disahkan oleh kepala sekolah. RPP dimaksud bukanlah RPP yang disiapkan khusus untuk keperluan PPKHB, tetapi RPP yang telah dilaksanakan oleh guru yang pada waktu satu (1) tahun terakhir.
3. Penghargaan yang Relevan
Penghargaan yang relevan adalah pengakuan atas prestasi guru yang menunjukkan hasil dan kualitas akademik yang sesuai dengan bidangnya dan sangat bermanfaat bagi pengembangan kualitas pendidikan, baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.
B. Komponen Hasil Belajar
Komponen hasil belajar mencakupi kualifikasi akademik, pelatihan, dan prestasi akademik.
1. Kualifikasi Akademik
Kualifikasi akademik adalah pendidikan tertinggi yang dimiliki guru dan dibuktikan dengan ijazah. Kualifikasi akademik yang dapat diberi nilai PPKHB adalah ijazah SLTA, Diploma I, Diploma II, dan Diploma III/Sarjana Muda dari lembaga yang memiliki izin penyelenggaraan.
2. Pelatihan
Pelatihan adalah pengalaman mengikuti kegiatan pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional, yang mendukung pelaksanaan tugas sebagai guru. Lembaga penyelenggara pelatihan yang diakui adalah LPMP, P4TK, MGMP, KKG, dinas pendidikan, perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan lembaga lain yang diakui Depdiknas, termasuk pelatihan yang dilakukan melalui pembelajaran mandiri di KKG atau MGMP berbasis belajar mandiri pada program Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU). Bukti fisik komponen pelatihan berupa sertifikat asli yang memuat informasi tentang: materi pelatihan, waktu penyelenggaraan, pengajar/instruktur, penyelenggara pelatihan, dan deskripsi pengalaman mengikuti pelatihan yang dilegalisasi oleh atasan.
3. Prestasi Akademik
Prestasi akademik merupakan prestasi yang dicapai guru meliputi karya akademik, juara lomba, pembimbingan teman sejawat dan/atau siswa, dan peran serta dalam forum ilmiah.
Karya akademik adalah hasil karya dan/atau aktivitas guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi. Karya akademik dapat berupa buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional atau internasional; artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin; modul/buku cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakupi materi pembelajaran selama satu (1) semester; media/alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dll), teknologi, pengembangan model pembelajaran inovatif dan/atau monumental; menjadi penelaah (reviewer) buku; dan penulis soal EBTANAS/Ujian Nasional.
Juara lomba terutama pada bidang yang relevan dengan mata pelajaran/program keahlian yang diampu, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun tingkat internasional.
Kegiatan membimbing teman sejawat dalam upaya pengembangan berbagai kompetensi, baik dalam in house training maupun on job training dan membimbing siswa dalam berbagai lomba serta kegiatan akademik, misalnya penulisan karya ilmiah, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Peran serta guru dalam forum ilmiah berupa partisipasi guru dalam kegiatan seminar, lokakarya (workshop), simposium, dan diskusi panel, baik sebagai narasumber/pemakalah maupun peserta aktif.
Bukti fisik dari komponen prestasi akademik dapat berupa piagam penghargaan, surat keterangan, surat tugas, dokumentasi, dan/atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.
Bagi guru yang terkena bencana alam dan tidak dapat menunjukkan bukti fisik, PPKHB diserahkan kepada kebijakan LPTK penyelenggara. LPTK penyelenggara memiliki kewenangan untuk menelusuri kebenaran semua bukti fisik portofolio.
Discovery Learning Methods
Discovery Learning Methods
Discovery learning methods (discovery) is a teaching method that regulates the teaching so that children acquire the knowledge that previously did not already know it's not through notification, partially or completely found themselves. In discovery learning (discovery) or learning activities are designed so that students can discover concepts and principles through his own mental processes. In discovering the concept, students make observations, classify, make educated guesses, explain, draw conclusions and so on to discover some of the concepts or principles.
Discovery method of teaching is defined as a procedure that emphasizes the teaching of individuals, the manipulating objects prior to the generalization. While Bruner states that children should play an active role in learning. Further stated, the activity needs to be undertaken in a manner that is called discovery. Discovery that held the students in their learning, directed to find a concept or principle.
Discovery is a mental process where students are able to assimilate a concept or principle. Mental processes in question include: observe, digest, understand, classify, make allegations, describing, measuring, making inferences and so on. With this technique students are allowed to discover for yourself or having a mental process itself, teachers are guiding and giving instructions. Thus, discovery learning is a learning that involves students in the process of mental activity through the exchange of opinion, with discussion, reading his own and try it yourself, so that children can learn on their own.
Methods of discovery learning is a teaching method that focuses on activities in learning. In the learning process with this method, teachers could act as mentors and facilitators who lead students to discover concepts, propositions, procedures, algorithms and the like.
Study found three main features are: (1) explore and solve problems to create, combine and generalize knowledge, (2) student-centered, (3) activities to incorporate new knowledge and existing knowledge.
Blake et al. discusses the philosophy of findings published by Whewell. Whewell proposed model of the invention with three stages, namely: (1) clarify, (2) draw the conclusion by induction, (3) proof of the truth (verification).
Discovery learning steps are as follows:
1. identification of the needs of students;
2. preliminary selection of the principles, understanding of concepts and generalization of knowledge;
3. selection of materials, problems / tasks;
4. help and clarify the tasks / problems faced by students as well as the role of each student;
5. preparing for class and the necessary tools;
6. check students' understanding of the problem to be solved;
7. gives students the opportunity to conduct discovery;
8. assist students with information / data as required by the student;
9. led the analysis itself (self analysis) by leading questions and identify problems;
10. stimulate interaction between students and students;
11. help students formulate principles and generalizations discovery.
One method of studying the recently widely used in schools that have been developed is a method of discovery. This is because these methods: (1) is a way to develop an active student learning, (2) to discover and investigate their own concept being studied, the results obtained will be long lasting in the memories and not easily forgotten student, (3) understanding that found itself a notion that really controlled and easily used or transferred in other situations, (4) by using discovery strategies children learn to master one of the scientific method that will be developed, (5) students learn to think the analysis and try to solve problems faced its own, this habit will be transferred in real life.
Some of the advantages of discovery learning: (1) knowledge of long-lasting and easy to remember, (2) the results of discovery learning has the effect of a better transfer than the other results, (3) overall student learning and discovery increase the reasoning ability to think freely. Specifically studying the discovery of cognitive skills training students to discover and solve problems without the help of others.
Some of the benefits of the discovery method is also disclosed by Suherman, et al (2001: 179)
as follows:
1. students actively in learning activities, because he thinks and uses the ability to find the final result;
2. students understand the true teaching materials, for having its own process to find it. Something that is obtained in this way much longer remembered;
3. find itself creates a feeling of satisfaction. Inner satisfaction is encouraging to perform discovery again so that increased interest in learning;
4. students acquire knowledge by the method of the invention will be better able to transfer knowledge to different contexts;
5. This method trains students to learn more myself.
Besides having several advantages, methods of discovery (discovery) also has several drawbacks, including requiring a longer learning time than learning to accept.To reduce these drawbacks it is necessary to help teachers. Help teachers can begin by asking a few questions and provide information in brief. Questions and information may be contained in the student worksheet (LKS), which has been prepared by the teacher before the lesson begins.
Method of discovery (the discovery) that may be implemented in junior high school students are guided discovery method. This is because the junior high school students still need the help of a teacher before becoming a pure inventor. Therefore, methods of discovery (the discovery) to be used in this study is a method of discovery (discovery) guided (guided discovery).
REFERENCES
Suherman, et al. (2001). Common TexBook Contemporary Mathematics Learning Strategies. London: Department of Mathematics Education UPI Bandung.
Discovery learning methods (discovery) is a teaching method that regulates the teaching so that children acquire the knowledge that previously did not already know it's not through notification, partially or completely found themselves. In discovery learning (discovery) or learning activities are designed so that students can discover concepts and principles through his own mental processes. In discovering the concept, students make observations, classify, make educated guesses, explain, draw conclusions and so on to discover some of the concepts or principles.
Discovery method of teaching is defined as a procedure that emphasizes the teaching of individuals, the manipulating objects prior to the generalization. While Bruner states that children should play an active role in learning. Further stated, the activity needs to be undertaken in a manner that is called discovery. Discovery that held the students in their learning, directed to find a concept or principle.
Discovery is a mental process where students are able to assimilate a concept or principle. Mental processes in question include: observe, digest, understand, classify, make allegations, describing, measuring, making inferences and so on. With this technique students are allowed to discover for yourself or having a mental process itself, teachers are guiding and giving instructions. Thus, discovery learning is a learning that involves students in the process of mental activity through the exchange of opinion, with discussion, reading his own and try it yourself, so that children can learn on their own.
Methods of discovery learning is a teaching method that focuses on activities in learning. In the learning process with this method, teachers could act as mentors and facilitators who lead students to discover concepts, propositions, procedures, algorithms and the like.
Study found three main features are: (1) explore and solve problems to create, combine and generalize knowledge, (2) student-centered, (3) activities to incorporate new knowledge and existing knowledge.
Blake et al. discusses the philosophy of findings published by Whewell. Whewell proposed model of the invention with three stages, namely: (1) clarify, (2) draw the conclusion by induction, (3) proof of the truth (verification).
Discovery learning steps are as follows:
1. identification of the needs of students;
2. preliminary selection of the principles, understanding of concepts and generalization of knowledge;
3. selection of materials, problems / tasks;
4. help and clarify the tasks / problems faced by students as well as the role of each student;
5. preparing for class and the necessary tools;
6. check students' understanding of the problem to be solved;
7. gives students the opportunity to conduct discovery;
8. assist students with information / data as required by the student;
9. led the analysis itself (self analysis) by leading questions and identify problems;
10. stimulate interaction between students and students;
11. help students formulate principles and generalizations discovery.
One method of studying the recently widely used in schools that have been developed is a method of discovery. This is because these methods: (1) is a way to develop an active student learning, (2) to discover and investigate their own concept being studied, the results obtained will be long lasting in the memories and not easily forgotten student, (3) understanding that found itself a notion that really controlled and easily used or transferred in other situations, (4) by using discovery strategies children learn to master one of the scientific method that will be developed, (5) students learn to think the analysis and try to solve problems faced its own, this habit will be transferred in real life.
Some of the advantages of discovery learning: (1) knowledge of long-lasting and easy to remember, (2) the results of discovery learning has the effect of a better transfer than the other results, (3) overall student learning and discovery increase the reasoning ability to think freely. Specifically studying the discovery of cognitive skills training students to discover and solve problems without the help of others.
Some of the benefits of the discovery method is also disclosed by Suherman, et al (2001: 179)
as follows:
1. students actively in learning activities, because he thinks and uses the ability to find the final result;
2. students understand the true teaching materials, for having its own process to find it. Something that is obtained in this way much longer remembered;
3. find itself creates a feeling of satisfaction. Inner satisfaction is encouraging to perform discovery again so that increased interest in learning;
4. students acquire knowledge by the method of the invention will be better able to transfer knowledge to different contexts;
5. This method trains students to learn more myself.
Besides having several advantages, methods of discovery (discovery) also has several drawbacks, including requiring a longer learning time than learning to accept.To reduce these drawbacks it is necessary to help teachers. Help teachers can begin by asking a few questions and provide information in brief. Questions and information may be contained in the student worksheet (LKS), which has been prepared by the teacher before the lesson begins.
Method of discovery (the discovery) that may be implemented in junior high school students are guided discovery method. This is because the junior high school students still need the help of a teacher before becoming a pure inventor. Therefore, methods of discovery (the discovery) to be used in this study is a method of discovery (discovery) guided (guided discovery).
REFERENCES
Suherman, et al. (2001). Common TexBook Contemporary Mathematics Learning Strategies. London: Department of Mathematics Education UPI Bandung.
Metode Pembelajaran Discovery (Penemuan)
Metode Pembelajaran Discovery
Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery. Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip.
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Blake et al. membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh Whewell. Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu: (1) mengklarifikasi; (2) menarik kesimpulan secara induksi; (3) pembuktian kebenaran (verifikasi).
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
1. identifikasi kebutuhan siswa;
2. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;
3. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4. membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
5. mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7. memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8. membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9. memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
10. merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11. membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat; (2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya; (3) secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut:
1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
4. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
5. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery (penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai.
Metode discovery (penemuan) yang mungkin dilaksanakan pada siswa SMP adalah metode penemuan terbimbing. Hal ini dikarenakan siswa SMP masih memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab itu metode discovery (penemuan) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode discovery (penemuan) terbimbing (guided discovery).
DAFTAR PUSTAKA
Suherman, dkk. (2001). Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung.
Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery. Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip.
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Blake et al. membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh Whewell. Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu: (1) mengklarifikasi; (2) menarik kesimpulan secara induksi; (3) pembuktian kebenaran (verifikasi).
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
1. identifikasi kebutuhan siswa;
2. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;
3. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4. membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
5. mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7. memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8. membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9. memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
10. merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11. membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat; (2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya; (3) secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut:
1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
4. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
5. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery (penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai.
Metode discovery (penemuan) yang mungkin dilaksanakan pada siswa SMP adalah metode penemuan terbimbing. Hal ini dikarenakan siswa SMP masih memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab itu metode discovery (penemuan) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode discovery (penemuan) terbimbing (guided discovery).
DAFTAR PUSTAKA
Suherman, dkk. (2001). Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung.
Langganan:
Postingan (Atom)